Minggu, 05 Februari 2012

Fisika Indah



TEORI MENGAJAR FISIKA YANG MENYENANGKAN BAGI ANAK DIDIK.

Tahukah Anda Apa yang menyebabkan siswa anda kurang meminati Pelajaran Fisika? Sebagai pendidik yang professional, kita harus berfikir kalau penyebab siswa tidak minat dengan pelajaran fisika adalah cara mengajar kita yang perlu diperbaiki, bukan karena siswa bodoh. Ketika dapat pelajaran fisika, siswa telah berfikir kalau fisika identik dengan rumus. Ini akan menimbulkan kesan yang kurang baik dalam pembelajaran. Siswa akhirnya merasa stress ketika belajar fisika.

Contoh pengajaran fisika minimalisasi Rumus

Soal:

Dua buah pengendara sepeda (seperti gambar berikut) bergerak saling berhadapan masing-masing dengan laju 5 m/s. Bila Jarak kedua sepeda mula-mula 50 meter. Kapan kedua sepeda akan saling berpapasan?

Solusi:

Biasanya seorang guru menyelesaiakan persoalan diatas akan menghadapkan siswa dengan berbagai rumus. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu, dalam beberapa materi fisika, penggunaan rumus dapat diminimalisasi. Solusi untuk soal diatas adalah Kita mesti jelaskan ke siswa apa makna dari 5m/s !

5m/s artinya dalam waktu 1 sekon, sepeda bergerak menempuh jarak 5 meter.

Oleh karena kedua sepeda bergerak saling berhadapan maka kelajuan totalnya adalah 10m/s.

10m/s artinya dalam waktu 1 sekon, sepeda bergerak menempuh jarak 10 meter.

Di soal jarak yang ditempuh adalah 50 meter, maka waktunya yang diperlukan adalah:

1 sekon ----- 10m

2 sekon ------20m

3 sekon ----- 30m

4 sekon ----- 40m

5 sekon ----- 50m.

Jadi kedua sepeda akan saling berpapasan ketika mereka telah berjalan 5 sekon..

Mudahkan…….

Berikut ini kiat-kiat agar pelajaran fisika terasar asyik.

1. Kesan Pertama yang Kurang Menyenangkan

Guru pada saat mengawali pertemuan pertama kali dengan para peserta didik tidak memperkenalkan diri dengan benar. Biasanya guru hanya memperkenalkan nama, mata pelajaran yang diajarkan, buku yang digunakan dan tugas tugas yang yang harus dikerjakan para peserta didik dimasa yang akan datang. Kemudian kita tuntut mereka agar melakukan ini dan itu. Hal ini tentu akan menciptakan image dikalangan para peserta didik bahwa setiap guru yang masuk dikelas selalu menciptakan beban bagi mereka, merampas kebebasan mereka, serta menembah kerumitan yang baru. Sehingga menimbulkan sikap yang kurang antusias, dan keterpaksaan dalam diri para peserta didik.


2. Guru Kurang Pandai Membangun Komunikasi

Kebiasaan guru mata pelajaran eksak biasanya kuang pandai menyapa anak saat memasuki ruang kelas untuk mengawali suatu kegiatan pembelajaran. Kadang guru hanya mengucapkan salam kemudian mengabsen siswanya lalu memulai kegiatan pembelajaran disaat para siswa belum sepenuhnya siap untuk menerima kehadiran guru. Kondisi seperti ini akan menimbulkan kesan terpaksa, pada para peserta didik untuk mengikuti pelajaran sehingga mereka masih mencuri-curi kesempatan untuk kembali berrmain atau ngobrol dengan teman sebangkunya. Kalau hal ini terjadi kemudian guru terpaksa berakting galak atau memasang muka seram agar mereka terpaksa diam. Ini jelas akan menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan di dalam belajar.

3. Skenario Pembelajaran yang Kurang Menarik

Guru fisika atau guru pelajaran eksak lainnya, pada umumnya kurang pandai bercerita atau tidak pandai humor. Kita terbiasa berfikir praktis sehingga didalam mengajarpun maunya yang praktis sehingga alur pelajaran terkesan mononton. Bahkan apapun model pembelajaran yang kita gunakan, muaranya tetap pada alur yang mononton yaitu konsep- contoh soal-latihan. Tidak pernah kita ciptakan model pembelajaran yang penuh dengan permainan dan suasana santai. Begitu juga peserta didik, belum kita libatkan sepenuhnya untuk mengkaji masalah yang sedang dipelajari. Sehingga para peserta didik mudah jenuh dan tidak termotivasi didalam belajar.

4. Kurangnya Guru Mendengar Keluhan Siswa

Akibat dari tuntutan kurikulum yang padat, kadang guru cenderung memaksakan diri untuk mengejar target kurikulum. Menjelaskan materi pelajaran terkesan terburu-buru, tidak santai, dan tegang. Kita sering berprinsip bahwa dengan menyampaikan semua pokok bahasan berarti beban kita sudah selesai. Bukan salah kita lagi jika kemudian peserta didik kita mendapat hasil yang sangat kurang saat mengikuti ujian.

Tetapi peserta didik kita sebenarnya mengeluh saat kita perlakukan demikian, hanya saja kita tidak tanggap, kita justru sering mencari kambing hitam untuk menutupi kekurangan kita. Kita tidak mau jujur mengevaluasi kekurangan kita, sehingga peserta didik menjadi frustasi. Tidak antusias lagi didalam belajar, bahkan semakin tidak percaya lagi pada guru.

5. Penegasan Konsep-Konsep Esensial yang Kurang Berkesan

Hal lain yang sering dilupakan guru saat mengakhiri kegiatan pembelajaran adalah kurangnya penegasan pada konsep konsep yang sangat esensial dari pokok bahasan yang sedang dikaji. Sehingga para peserta didik tidak mendapatkan pengalaman yang berkesan dari pokok bahasan yang sedang dikaji. Semua terkesan biasa biasa saja, siswa tidak tahu kata kunci yang mesti diingat sehingga mudah lupa.

6. Minimalisasi Penggunaan Rumus.

Ketakutan terbesar yang dihadapi siswa adalah ketika pengajaran fisika penuh dengan rumus. Sebagai pendidik yang professional, hendaknya mampu meminimalisasi penggunaan rumus. Ini dapat diakali dengan menegaskan konsep-konsep yang esensial dalam pembelajaran.


Buku terkait materi Fisika



Buku Astronomi