Minggu, 07 Maret 2010

Inti Sari Bhagawadgita

Krishna mengendarai kereta di antara kedua laskar sehingga Arjuna dapat melihat semua sanak keluarganya saling berhadapan. Dengan hati penuh keharuan yang mendalam Arjuna berkata, "Oh Krishna! Saya tidak dapat bertempur! Saya diliputi oleh rasa tak berdaya! Saya tidak mengerti apakah kewajiban saya. Saya adalah pengikut-Mu. Saya pasrah sepenuhnya kepada-Mu. Berilah saya petunjuk".

Lalu Yang Maha Pemurah menjawab, "Arjuna, tinggalkanlah sikap yang lemah ini. Itu tidak pantas bagimu. Jangan menyerah pada kelemahan. Kesedihanmu itu tidak ada gunanya tidak berdasarkan kebenaran. Ketahuilah kebenaran atma, Arjuna. Seperti halnya orang menanggalkan pakaiannya yang usang dan mengenakan pakaian yang baru, demikian pula atma meninggalkan badan (yang lama) dan masuk ke badan yang baru. Badan itu dilahirkan dan apa yang lahir akan mati; tetapi atma yang kekal tidak pernah dilahirkan dan tidak pernah mati. Senjata tidak dapat melukainya, api tidak dapat membakarnya, air tidak dapat membasahinya, dan angin tidak dapat mengeringkannya.

Atma ini bukan badan yang dapat musnah. Ia adalah diri yang kekal pada setiap orang. Bila engkau sudah mengetahui hal ini mengapa bersedih hati? Orang bijaksana tidak pernah bersedih hati...baik untuk yang mati maupun untuk yang hidup". "Akulah atma itu, Arjuna. Aku Yang Mahakuasa yang bersemayam dalam hati setiap makhluk. Aku merupakan Bapak Alam ini dan juga Ibu serta pemeliharaannya. Akulah awal, pertengahan, dan akhir. Segala sesuatu berasal dari Aku. Jalan apa pun yang ditempuh manusia itu adalah jalan-Ku. Walau Aku tidak pernah lahir dan tidak pernah berubah selama-lamanya, Aku menjelma dari zaman ke zaman. Bila kebajikan merosot dan kejahatan merajalela, Aku menjelma, untuk mempertahankan kebajikan dan menghancurkan kebatilan".

"Karena Aku terselubung oleh kemampuan maya-Ku yang gaib, mereka tidak mengenal Aku. Walau mereka tidak mengenal Aku, Arjuna, Aku mengetahui mereka semua...apa yang telah lalu, yang terjadi sekarang, dan yang akan datang. Karena tidak mengetahui sifat-Ku yang adikodrati itu, orang bodoh menganggap Aku yang tidak berwujud dan kekal ini sebagai orang biasa. Karena tidak mengetahui kenyataan-Ku, mereka mengabaikan Aku dan sibuk dalam keduniawian, dipenuhi oleh harapan yang sia-sia. Karena tersesat dalam kesimpangsiuran maya, mereka diputar-putar seperti bonekaboneka di atas komidi putar.
bersambung...................